Pages

Subscribe:

Thursday, May 30, 2013

Tugas IBD Manusia dan Pandangan Hidup

Tiga segi untuk mengetahui suatu kebajikan.

A. Manusia Sebagai Pribadi/Individu
Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk hidup atau makhluk individu maksudnya tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayikanak-kanakremajakematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu. Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil.

B. Manusia Sebagai Anggota Masyarakat.

Aristoteles menyatakan bahwa manusia merupakan Zoon Politicon, yaitu manusia yang hidup berkelompok atau bermasyarakat disebabkan oleh desakan naluri (insting) batin manusia sendiri. Hugo de Groot juga menyatakan bahwa manusia memiliki Epiritus Sociatus yaitu manusia adalah makhluk yang suka berteman. Namun, Ogburn dan Nimkoff menyatakan bahwa manusia bermasyarakat karena kebiasaan.
Menurut MG. Sri Wiryati (2008,8) menyatakan bahwa manusia sejak lahir telah memiliki hasrat naluriah yang dibawa sejak lahir. Di dalam perkembangan selanjutnya, banyak faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat. Hasrat nluriah tersebut meliputi rasa harga diri, hasrat untuk patuh, hasrat meniru, hasrat bergaul, hasrat tolong menolong dan simpati, hasrat berjuang, dan yang terkahir yaitu hasrat memberitahukan dan sifat mudah menerima pesan.
a. Rasa harga diri
Rasa harga diri sering tampak untuk ingin manjadi berharga baik untuk diri sendiri maupun di pandangan orang lain. Adanya perasaan seolah-olah ia berharga berubah menjadi perasaan bahwa ia benar-benar berharga yang menimbulkan pula gila puji dan congkak. Selain dengan pujian, seseorang juga memiliki nafsu hendak berkuasa.
b. Hasrat untuk patuh
Hasrat petuh ini jarang nampak secara byata karena ia bercampur dengan hasrat meniru dan rasa takut.
c. Hasrat meniru
Hasrat ini memiliki peranan penting dalam masyarakat. Peniruan tersebut dalam pandangan masyarakat memliki 2 arti:
1) Mempertahankan bentu-bentu adat istiadat dan kebudayaan yang diambil dari keturunan satu dari keturunan yang lain.
2) Penghemat tenaga. Daripada membuat sendiri yang menghabiskan tenaga untuk berfikir dalam membentuk tingkah, seseorang dapat meniru untuk memudahkan hidup.
d. Hasrat bergaul
Dari zaman purbakala hingga sekrang, hasrat bergaul sangat penting dan merupakan keharusan hayati (berperan dalam mencari makanan dan keamanan). Hasrat itu mempunyai peranan penting dalam proses terbentuknya pribadi seseorang atau juga di dalam pergaulan bakat-bakat seseorang dapat berkembang.
e. Hasrat tolonng menolong dan simpati
Simpati merupakan kesanggupan untuk dengan langsung turut merasakan sesuatu dengan orang lain. Simpati juga berhubungan erta dengan hasrat tolong menolong. Namun tolong menolong ini semakin pudar di zaman yang sudah modern ini.
f. Hasrat berjuang
Hasrat berjuang menyebabkan individu menjadi manusia yang sebenarnya dan juga memperkuat perasaan persatuan. Hasrat berjuang sangat dipengaruhi oleh kaidah-kaidah kemasyarakatan.
g. Hasrat memberitahukan dan sifat mudah menerima kesan
Hasrat untuk memberitahukan merupakan hasrat untuk menyampaikan perasaan-perasaan atau pengetahuan kepada orang lain. Hal ini dilakukan atas dasar naluri untuk mencari hubungan dengan orang lain. Berdasarkan pembawaannya, manusia mudah terpengaruh oleh pernyataan orang lain tanpa harus berfikir kritis terlebih dahulu.

C. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.

0 comments:

Post a Comment